Apotek Pendidikan untuk Farmasi*

Berdasar RUU Pendidikan Kedokteran (Dikdok) yang akan disahkan kira-kira dua bulan lagi, setiap universitas yang memiliki fakultas kedokteran harus memiliki rumah sakit pendidikan (RSP). Bagi universitas penyelenggara fakultas kedokteran yang tidak memiliki RSP hingga lima tahun ke depan, izinnya akan dicabut.

Selain fakultas kedokteran, terdapat fakultas kesehatan yang lain. Salah satunya fakultas farmasi. Selain dokter, lulusan fakultas farmasi, yaitu apoteker, berperan penting dalam menjaga dan memulihkan kesehatan pasien. Terutama, pasien yang melakukan swamedikasi dengan membeli sendiri obat yang dibutuhkannya langsung ke apotek tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Maka, untuk meningkatkan kualitas lulusannya, fakultas farmasi seharusnya memiliki apotek pendidikan. Kadang antara teori di perkuliahan dan praktik di lapangan berbeda. Dengan adanya apotek pendidikan, diharapkan mahasiswa tahu apotek yang ideal.

ROY ADIPUTRA, Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

*Artikel ini dimuat di Rublik Gagasan Jawa Pos edisi Kamis 16 Februari 2012 Baca Selengkapnya...

Hal Sepeleh Berbuah Petaka dalam Sebuah Cerpen


Perhatikan 5 kesalahan kecil tapi berakibat fatal dalam cerpen kamu berikut ini.

1) Ketidaksinkronan waktu kejadian atau usia tokoh. Ini sering terjadi karena tidak memperhatikan kronologis cerita atau usia tokoh. Misalkan, tokoh cerita meninggal 3 tahun yang lalu, tapi disinggung bawah dia pernah menitipkan kado untuk pacarnya 2 tahun yang lalu. Tebak sendiri, duluan mana dia mati atau kapan dia menyerahkan kadonya.
Seharusnya dia menyerahkan kado itu tiga tahun yang lalu dan dua tahun lalu dia meninggal. Saran: teliti lagi jika menyebut tanggal, bulan, tahun atau bilangan tahun. Sebagian juga abai dengan kronologis rentang usia tokoh, biasanya yang mengambil alur mundur harus baik-baik memerhatikan hal ini.
2) Ketidakcocokan dengan fakta yang sebenarnya, baik itu fakta sejarah, sosial, budaya, atau geografis. Jangan pernah bisa menjumpai restoran KFC tahun 1945. Atau, jangan mimpi di Jakarta turun hujan salju lebat.
3) Ketidaknalaran alias susah diterima akal sehat; mana ada anak usia 1 bulan bisa nendang bola, mana mungkin orang yang digilas tronton bisa hidup lagi. Ini harus diperhatikan baik-baik bagi siapa saja yang menulis cerpen realis/naturalis yang berkisah tentang cerita sehari-hari apa adanya. Kalau yang bergaya suryalis atau cerpen abstrak mungkin masih bisa diterima akal.
4) Kejadian yang tiba-tiba tanpa ada sebab yang jelas, atau perubahan nasib yang terjadi pada tokoh cerita tanpa ada usaha sama sekali, misalkan seorang anak tiba-tiba dapat warisan 1 triliun, tiba-tiba tokoh yang sehat dipaksa mati seketika, atau yang sekarat tiba-tiba sehat hanya lantaran mendengar kata, “Sayang, bangun dong, aku mau traktir kamu makan bakso kambing.”
5) Plot yang melompat-lompat, indikasi paling mudah dilacak, suatu peristiwa yang tidak tahu apa hubungannya tiba-tiba terjadi dalam cerpen, ini mirip dengan poin nomor 4, tapi ini seakan-akan bukan bagian dari cerita. Contoh: kisah tentang persaingan Dedi dengan Yanto memperebutkan Ani, tapi si penulis iseng memasukan adegan kambingnya Dedi beranak sampai harus operasi cesar, nah loh ….
Koreksi lagi cerpenmu.
Baca Selengkapnya...

Cara Jitu Menangkap Ide Agar Menulis “Gak” Ada Matinya


Biasanya ide itu datang tanpa permisi dan pergi begitu saja tanpa pamitan. Memang ide itu tipekal  suka-suka, susah diatur dan memang tidak bisa diatur. Tentunya kamu pernah mendapat ide waktu lagi jalan-jalan sore, nongkrong di halte, kongkow-kongkow di mal, pas lagi baca buku, waktu masak, atau sedang bertapa dalam toilet eh tiba-tiba ide melintas dalam kepala kamu.
Masing-masing kita pastinya mempunyai pengalaman hidup, penghayatan religiusitas, kekayaan intelektual, pengalaman beribadah (spiritual), penderitaan, kerinduan pada kekasih, kesepian, kejengkelan pada dunia di sekitar, kepekaan sosial dan politik, pandangan kritis terhadap tradisi dan modernitas, serta apa saja yang bergejolak di dalam diri kita serta reaksi batinnya terhadap berbagai fenomena di lingkungan sekitarnya, adalah lahan-lahan subur bagi lahirnya bayi yang bernama ide. Di lahan-lahan itulah, ide biasa menggeliat atau melintas. Tinggal bagaimana kecekatan kita untuk menangkap dan mengolahnya menjadi karya yang enak dibaca.
Sebenarnya ide itu banyak berkeliaran di sekolah, kantin, kampus, balaikota, hotal, pasar, masjid, perpustakaan, dapur, tempat tidur, warung kopi, gang-gang kumuh, emperan pertokoan, persawahan, kampung, taman bunga, pinggir kali, panas terik pantai, dalam kabut dingin pegunungan, dalam gerbong kereta api, dek kapal penumpang, kepadatan bus kota, dan tengah kemacetan lalu lintas sekalipun, bahkan dalam toilet pun ide juga sering muncul, atau “maaf” waktu shalat tiba-tiba ada lintasan “nah, kayaknya itu bagus untuk ditulis” (ini contoh shalat yang tidak khusyuk, layak untuk tidak ditiru).
Untuk dapat menangkap ide, diperlukan adanya kepekaan kita untuk menangkap isyarat-isyarat kreatif yang kita lihat dan kemampuan mengimajinasikannya untuk dijadikan cerita atau tulisan kita. Di kalangan penyair, isyarat itu biasa disebut sebagai sentuhan puitik (poetical touch), sedangkan di kalangan penulis fiksi biasa disebut sebagai sentuhan imaji (imagical touch).
Berita baiknya, ide itu biasanya selalu melintas dalam pikiran kamu pada waktu-waktu tertentu dan terkadang tidak milih-milih tempat. Senjata untuk menangkapnya cuma pena dan kertas. Usahakan kedua senjata ampuh itu terselip di saku baju, celana, atau dalam tas kamu. Ke mana saja kamu pergi, bawa serta senjata penangkap ide itu. Kalau masih ribet, kamu bisa mencatatnya di hp. Lagian kamu pasti punya hp dan selalu ditenteng ke mana-mana.
Bagaimana cara menggunakan senjata penangkap ide itu?
Gampang banget, catat saja. Pas ada lintasan ide, cepat-cepat catat. Seremeh apapun ide itu, kamu harus mencatatnya. Jangan pernah berpikiran baik bahwa pikiran kamu mampu mengingatnya. Yakin dan percayalah, pikiran kamu hanya mampu mengingatnya dalam hitungan detik, biasanya akan hilang pada detik yang ketiga.
Benar pepatah yang mengatakan, “pikiran yang sekuat apapun tidak bakalan bisa mampu mengalahkan catatan.”
Simpan ide-ide yang telah berhasil kamu catat itu. Suatu saat pasti akan berguna. Ahmad Tohari bisa dikata sebagai “penjegal” ide yang baik. Karena dia selalu mencatat ide yang melintas di hadapannya dalam buku catatan, sejenis buku diari. Tahukah kamu, catatan-catatan ide beliau tahun 70-an dulu baru tahun-tahun belakangan beliau tulis jadi cerpen atau novel.
Ternyata ide sanggup juga hidup puluhan tahun. Asal kamu mencatatnya. Satu lagi, jangan sampai catatan itu hilang atau terhapus. Kumpulin ide-ide itu dalam buku kecil, bagusnya juga diselipkan tanggal dan tempat di mana ide itu nongol. Lebih baik kalau ditambahkan sedikit keterangkan tentang ide itu.
Contoh:
Tgl. 01 Januari 2012, T4: dalam bus
Ide                :  copet tertanggkap tangan
Keterangan  : Bus penuh sesak. Pencopet, seorang bocah umur sekitar 10-12 tahun, tertanggap tangan mencopet tas ibu-ibu. Bus berhenti. Tubuh kurusnya remuk dihajar massa. Seorang polisi segera menyelamatkan pencopet malang itu.
Berikut ini ada beberapa tips praktis bagaimana caranya menangkap ide.
Satu, pikirkan hal yang paling aneh ketika kamu melihat hal yang biasa-biasa saja. Waktu sarapan, kamu mungkin sudah biasa melihat hidangan yang ada di atas meja; segelas susu, sepiring nasi goreng, bubur ayam, lontong, pecal, roti, buah segar atau yang lainnya. Coba pikirkan kalau kamu sedang dijamu oleh seorang nenek sihir yang paling jahat sejagat, apa yang bakal terhidang di meja sarapan pagi kamu? Dijamin ide paling aneh pasti akan nongol dalam benak kamu.
Dua, lawan kebiasaan umum yang itu-itu saja dan begitu membosankan. Kamu mungkin sudah biasa melihat tukang sapu jalanan yang berpakaian kuning-kuning dan agak kumal. Apa yang ada dalam pikiran orang-orang waktu liat ada tukang sapu jalan memakai dasi dan jas, seperti apa ceritanya?
Tiga, pertanyakan hal-hal remeh yang mungkin saja tidak pernah ditanyakan oleh orang lain. Pertanyaan yang paling konyol terkadang paling berkesan dan memancing si ide nongol. Kalau Luna Maya tiba-tiba nongol di ruang tamu rumah kamu, apa yang bakal kamu lakukan? Seandainya salju turun di kampung kamu, seperti apa rasanya dinginnya? Kalau saja, tiba-tiba kamu mendapatkan batu ajaib yang dapat menyebuhkan segala penyakit, apa yang bakal kamu lakukan dengan batu ajaib itu? Dan lain sebagainya.
Empat, banyak membaca sangat mambantu kamu untuk mencari sebuah ide yang unik dan khas. Banyak penulis yang mendapatkan begitu banyak ide setelah membaca buku, walau bukunya itu tidak sesuai dengan apa yang sedang mereka tulis. Membaca buku-buku yang bertema aneh juga dapat memancing ide-ide baru yang tak kalah anehnya. Usahakan temukan ide-ide lucu atau aneh dari apa yang kamu baca itu. Pastinya ada dong kalau kamu benar-benar memikirkannya.
Lima, sering-sering cuci mata dan suka dengan tantangan pertualangan. Cuci mata di sini bukan mejeng atau kelayapan di mal tanpa tujuan yang tidak jelas. Tapi buat sebuah perjalanan khusus dan ada misi yang harus kamu capai. Misalnya menaklukkan puncak Merapi, lintas alam, heking, camping, atau kegiatan out door lainnya sangat memungkinkan bagi kamu menemukan ide-ide baru ketika melihat alam luas. Pengalaman yang kamu dapatkan adalah ide yang paling kuat dan mengesankan untuk segera kamu tulis.
Enam, tidur yang cukup atau istirahat yang tepat. Siapa bilang kalau tidur hanya sekedar ngorok? Kamu pasti tau kan kalau mimpi itu cuma dialami oleh orang yang tidur. Kamu belum tau ya kalau mimpi itu adalah salah satu pintu bagi datangnya sebuah ide. Malahan idenya bisa aneh-aneh dan lucu-lucu loh dari mimpi. Kebiasaan yang bagus kalau kamu sering-sering menyelipkan buku saku di bawah bantal tidur. Pas kamu terbangun dari mimpi, langsung catat pengalaman seru dalam mimpi kamu itu. Hal-hal yang mengagumkan sering kali ditampilkan dalam alam mimpi. Apakah kamu pernah mendatangi suatu tempat yang tidak pernah kamu singgahi sebelumnya? Tapi dalam mimpi kamu dapat melakukannya.
Tujuh, jalan pagi atau jalan sore bisa juga sebagai jalur lintasan ide. Asal saja kamu bisa menikmati aktivitas santai itu. Terkadang membiarkan sebuah masalah mengendap dalam alam bawah sadar pikiran kita, tiba-tiba datang sebuah ide cemerlang untuk mengatasinya. Cara kerja pikiran bawah sadar kita sangat mengagumkan. Saran terbaik kalau kamu benar-benar lagi mentok lantaran kehabisan amunisi ide untuk ditembakkan dalam tulisan kamu, jalan-jalan santai saja dulu. Untuk sementara waktu lupakan tentang tulisan kamu itu. Eh, taunya pas pulang dari jalan-jalan santai kamu sudah dapat tambahan amunisi baru yang berperang lagi sewaktu menulis. Kebiasaan ini yang sering saya lakukan kalau lagi mentok menulis. Dan ternyata benar.
Delapan, sebaiknya kamu membuat acara piknik akhir bulan atau minimalnya sekali tiga bulan. Berpesiar ke luar kota atau daerah pelosok bisa melahirkan ide-ide segar yang mengagumkan. Kisah-kisah perjalanan sering lahir dari seringnya penulis berpelisiran ke daerah-daerah asing nan jauh dari tempat asalnya. Karena di daerah yang jauh dan asing itu, kita sering menemui hal-hal yang baru, unik, dan menggelitik keingintahuan. Ini adalah pemantik ide yang paling cepat menyambar.
Sembilan, kalau kamu lagi bete bin suntuk, jangan telan obat tidur! Tapi lakukan hobi yang paling kamu sukai. Saya suka melakukan pekerjaan yang bukan cowok banget kalau lagi kering ide, yakni masak atau membuat bubur. Melakukan hal yang kita senangi dapat memberikan imunitas dari rasa suntuk. Pada akhirnya ide-ide baru lahir begitu segar dan menggairahkan.
Sepuluh, biasakan merenung. Merenung itu bukan bertapa mengosongkan pikiran. Tapi ajaklah pikiran kamu berdialog. Pikiran kamu itu bisa jadi begitu akrab dengan kamu lalu menceritakan semuanya kepada kamu, tentang harapan-harapannya, cita-citanya, keinginannya, perasaannya, emosinya, dan sebagainya. Tanpa kamu sadari kamu telah mendapatkan apa yang tengah kamu cari, jawaban dari pertanyaan bagaimana melanjutkan cerita cerpen atau novel yang sedang kamu tulis.
Sebelas, tulis yang berlawanan dari apa yang ada pada dirimu lalu bayangkan apa yang akan terjadi pada dirimu. Misalkan kamu sebenarnya kurus, tapi bayangkan pada saat kamu bangun besok pagi tiba-tiba tubuhmu menjadi sangat gendut sampai-sampai kancing bajumu lepas. Seperti apa rasanya mempunyai tubuh yang sangat gemuk? Ayo tuliskan kelanjutan ceritanya.
Duabelas, cerita Malin Kundang yang tersohor itu kok tega-teganya ya sang ibu mengutuknya, ibu macam apa yang mengutuk anaknya jadi batu? Nah loh, apa yang ada dalam batok kepalamu setelah mengetahui ternyata yang jahat itu ibunya si Malin Kundang! Ini gayak destruktif fakta sejarah. Yaitu teknik menggali ide dengan menghancurkan fakta sejarah lalu menyusunnya kembali menjadi cerita baru dalam versi yang berbeda. Bagaimana juga dengan cerita Jaka Taruf, yang ternyata dia terjebak konspirasi atau persekongkolan bidadari kayangan yang ternyata mereka bosan hidup di atas awan. Bagaimana ya kisah Jaka Taruf yang terjebak konspirasi itu?
Tigabelas, baca sebuah cerpen atau novel pelajari alur ceritanya kemudian buat versi lain dari cerpen atau novel tersebut. Misalkan tokoh cerpen pertama mati, tapi dalam cerpen baru dia hidup dan mampu mengatasi masalahnya. Ini harus tetap mencantumkan nama cerpen/novel, penulis dan penerbitnya di dalam cerpen yang kamu tulis, supaya pembaca dapat rujukan yang akurat. Kalau tidak, bisa-bisa kamu dicap meniru cerpen lain tersebut.
Empatbelas, langsung tulis!
Baca Selengkapnya...