Biasanya ide itu datang tanpa permisi dan pergi
begitu saja tanpa pamitan. Memang ide itu tipekal suka-suka, susah
diatur dan memang tidak bisa diatur. Tentunya kamu pernah mendapat ide
waktu lagi jalan-jalan sore, nongkrong di halte, kongkow-kongkow di mal,
pas lagi baca buku, waktu masak, atau sedang bertapa dalam toilet eh
tiba-tiba ide melintas dalam kepala kamu.
Masing-masing kita pastinya mempunyai
pengalaman hidup, penghayatan religiusitas, kekayaan intelektual,
pengalaman beribadah (spiritual), penderitaan, kerinduan pada kekasih,
kesepian, kejengkelan pada dunia di sekitar, kepekaan sosial dan
politik, pandangan kritis terhadap tradisi dan modernitas, serta apa
saja yang bergejolak di dalam diri kita serta reaksi batinnya terhadap
berbagai fenomena di lingkungan sekitarnya, adalah lahan-lahan subur
bagi lahirnya bayi yang bernama ide. Di lahan-lahan itulah, ide biasa
menggeliat atau melintas. Tinggal bagaimana kecekatan kita untuk
menangkap dan mengolahnya menjadi karya yang enak dibaca.
Sebenarnya ide itu banyak berkeliaran di sekolah,
kantin, kampus, balaikota, hotal, pasar, masjid, perpustakaan, dapur,
tempat tidur, warung kopi, gang-gang kumuh, emperan pertokoan,
persawahan, kampung, taman bunga, pinggir kali, panas terik pantai,
dalam kabut dingin pegunungan, dalam gerbong kereta api, dek kapal
penumpang, kepadatan bus kota, dan tengah kemacetan lalu lintas
sekalipun, bahkan dalam toilet pun ide juga sering muncul, atau “maaf”
waktu shalat tiba-tiba ada lintasan “nah, kayaknya itu bagus untuk
ditulis” (ini contoh shalat yang tidak khusyuk, layak untuk tidak
ditiru).
Untuk dapat menangkap ide, diperlukan adanya
kepekaan kita untuk menangkap isyarat-isyarat kreatif yang kita lihat
dan kemampuan mengimajinasikannya untuk dijadikan cerita atau tulisan
kita. Di kalangan penyair, isyarat itu biasa disebut sebagai sentuhan
puitik (poetical touch), sedangkan di kalangan penulis fiksi biasa disebut sebagai sentuhan imaji (imagical touch).
Berita baiknya, ide itu biasanya selalu melintas
dalam pikiran kamu pada waktu-waktu tertentu dan terkadang tidak
milih-milih tempat. Senjata untuk menangkapnya cuma pena dan kertas.
Usahakan kedua senjata ampuh itu terselip di saku baju, celana, atau
dalam tas kamu. Ke mana saja kamu pergi, bawa serta senjata penangkap
ide itu. Kalau masih ribet, kamu bisa mencatatnya di hp. Lagian kamu
pasti punya hp dan selalu ditenteng ke mana-mana.
Bagaimana cara menggunakan senjata penangkap ide itu?
Gampang banget, catat saja. Pas ada lintasan ide,
cepat-cepat catat. Seremeh apapun ide itu, kamu harus mencatatnya.
Jangan pernah berpikiran baik bahwa pikiran kamu mampu mengingatnya.
Yakin dan percayalah, pikiran kamu hanya mampu mengingatnya dalam
hitungan detik, biasanya akan hilang pada detik yang ketiga.
Benar pepatah yang mengatakan, “pikiran yang sekuat apapun tidak bakalan bisa mampu mengalahkan catatan.”
Simpan ide-ide yang telah berhasil kamu catat itu.
Suatu saat pasti akan berguna. Ahmad Tohari bisa dikata sebagai
“penjegal” ide yang baik. Karena dia selalu mencatat ide yang melintas
di hadapannya dalam buku catatan, sejenis buku diari. Tahukah kamu,
catatan-catatan ide beliau tahun 70-an dulu baru tahun-tahun belakangan
beliau tulis jadi cerpen atau novel.
Ternyata ide sanggup juga hidup puluhan tahun. Asal
kamu mencatatnya. Satu lagi, jangan sampai catatan itu hilang atau
terhapus. Kumpulin ide-ide itu dalam buku kecil, bagusnya juga
diselipkan tanggal dan tempat di mana ide itu nongol. Lebih baik kalau
ditambahkan sedikit keterangkan tentang ide itu.
Contoh:
Tgl. 01 Januari 2012, T4: dalam bus
Ide : copet tertanggkap tangan
Keterangan : Bus penuh sesak. Pencopet,
seorang bocah umur sekitar 10-12 tahun, tertanggap tangan mencopet tas
ibu-ibu. Bus berhenti. Tubuh kurusnya remuk dihajar massa. Seorang
polisi segera menyelamatkan pencopet malang itu.
Berikut ini ada beberapa tips praktis bagaimana caranya menangkap ide.
Satu, pikirkan
hal yang paling aneh ketika kamu melihat hal yang biasa-biasa saja.
Waktu sarapan, kamu mungkin sudah biasa melihat hidangan yang ada di
atas meja; segelas susu, sepiring nasi goreng, bubur ayam, lontong,
pecal, roti, buah segar atau yang lainnya. Coba pikirkan kalau kamu
sedang dijamu oleh seorang nenek sihir yang paling jahat sejagat, apa
yang bakal terhidang di meja sarapan pagi kamu? Dijamin ide paling aneh
pasti akan nongol dalam benak kamu.
Dua, lawan kebiasaan umum
yang itu-itu saja dan begitu membosankan. Kamu mungkin sudah biasa
melihat tukang sapu jalanan yang berpakaian kuning-kuning dan agak
kumal. Apa yang ada dalam pikiran orang-orang waktu liat ada tukang sapu
jalan memakai dasi dan jas, seperti apa ceritanya?
Tiga, pertanyakan hal-hal
remeh yang mungkin saja tidak pernah ditanyakan oleh orang lain.
Pertanyaan yang paling konyol terkadang paling berkesan dan memancing si
ide nongol. Kalau Luna Maya tiba-tiba nongol di ruang tamu rumah kamu,
apa yang bakal kamu lakukan? Seandainya salju turun di kampung kamu,
seperti apa rasanya dinginnya? Kalau saja, tiba-tiba kamu mendapatkan
batu ajaib yang dapat menyebuhkan segala penyakit, apa yang bakal kamu
lakukan dengan batu ajaib itu? Dan lain sebagainya.
Empat, banyak
membaca sangat mambantu kamu untuk mencari sebuah ide yang unik dan
khas. Banyak penulis yang mendapatkan begitu banyak ide setelah membaca
buku, walau bukunya itu tidak sesuai dengan apa yang sedang mereka
tulis. Membaca buku-buku yang bertema aneh juga dapat memancing ide-ide
baru yang tak kalah anehnya. Usahakan temukan ide-ide lucu atau aneh
dari apa yang kamu baca itu. Pastinya ada dong kalau kamu benar-benar
memikirkannya.
Lima, sering-sering cuci
mata dan suka dengan tantangan pertualangan. Cuci mata di sini bukan
mejeng atau kelayapan di mal tanpa tujuan yang tidak jelas. Tapi buat
sebuah perjalanan khusus dan ada misi yang harus kamu capai. Misalnya
menaklukkan puncak Merapi, lintas alam, heking, camping, atau kegiatan out door
lainnya sangat memungkinkan bagi kamu menemukan ide-ide baru ketika
melihat alam luas. Pengalaman yang kamu dapatkan adalah ide yang paling
kuat dan mengesankan untuk segera kamu tulis.
Enam, tidur yang cukup atau istirahat yang tepat. Siapa bilang kalau tidur hanya sekedar ngorok?
Kamu pasti tau kan kalau mimpi itu cuma dialami oleh orang yang tidur.
Kamu belum tau ya kalau mimpi itu adalah salah satu pintu bagi datangnya
sebuah ide. Malahan idenya bisa aneh-aneh dan lucu-lucu loh dari mimpi.
Kebiasaan yang bagus kalau kamu sering-sering menyelipkan buku saku di
bawah bantal tidur. Pas kamu terbangun dari mimpi, langsung catat
pengalaman seru dalam mimpi kamu itu. Hal-hal yang mengagumkan sering
kali ditampilkan dalam alam mimpi. Apakah kamu pernah mendatangi suatu
tempat yang tidak pernah kamu singgahi sebelumnya? Tapi dalam mimpi kamu
dapat melakukannya.
Tujuh, jalan
pagi atau jalan sore bisa juga sebagai jalur lintasan ide. Asal saja
kamu bisa menikmati aktivitas santai itu. Terkadang membiarkan sebuah
masalah mengendap dalam alam bawah sadar pikiran kita, tiba-tiba datang
sebuah ide cemerlang untuk mengatasinya. Cara kerja pikiran bawah sadar
kita sangat mengagumkan. Saran terbaik kalau kamu benar-benar lagi
mentok lantaran kehabisan amunisi ide untuk ditembakkan dalam tulisan
kamu, jalan-jalan santai saja dulu. Untuk sementara waktu lupakan
tentang tulisan kamu itu. Eh, taunya pas pulang dari jalan-jalan santai
kamu sudah dapat tambahan amunisi baru yang berperang lagi sewaktu
menulis. Kebiasaan ini yang sering saya lakukan kalau lagi mentok
menulis. Dan ternyata benar.
Delapan,
sebaiknya kamu membuat acara piknik akhir bulan atau minimalnya sekali
tiga bulan. Berpesiar ke luar kota atau daerah pelosok bisa melahirkan
ide-ide segar yang mengagumkan. Kisah-kisah perjalanan sering lahir dari
seringnya penulis berpelisiran ke daerah-daerah asing nan jauh dari
tempat asalnya. Karena di daerah yang jauh dan asing itu, kita sering
menemui hal-hal yang baru, unik, dan menggelitik keingintahuan. Ini
adalah pemantik ide yang paling cepat menyambar.
Sembilan, kalau
kamu lagi bete bin suntuk, jangan telan obat tidur! Tapi lakukan hobi
yang paling kamu sukai. Saya suka melakukan pekerjaan yang bukan cowok
banget kalau lagi kering ide, yakni masak atau membuat bubur. Melakukan
hal yang kita senangi dapat memberikan imunitas dari rasa suntuk. Pada
akhirnya ide-ide baru lahir begitu segar dan menggairahkan.
Sepuluh, biasakan
merenung. Merenung itu bukan bertapa mengosongkan pikiran. Tapi ajaklah
pikiran kamu berdialog. Pikiran kamu itu bisa jadi begitu akrab dengan
kamu lalu menceritakan semuanya kepada kamu, tentang harapan-harapannya,
cita-citanya, keinginannya, perasaannya, emosinya, dan sebagainya.
Tanpa kamu sadari kamu telah mendapatkan apa yang tengah kamu cari,
jawaban dari pertanyaan bagaimana melanjutkan cerita cerpen atau novel
yang sedang kamu tulis.
Sebelas, tulis yang
berlawanan dari apa yang ada pada dirimu lalu bayangkan apa yang akan
terjadi pada dirimu. Misalkan kamu sebenarnya kurus, tapi bayangkan pada
saat kamu bangun besok pagi tiba-tiba tubuhmu menjadi sangat gendut
sampai-sampai kancing bajumu lepas. Seperti apa rasanya mempunyai tubuh
yang sangat gemuk? Ayo tuliskan kelanjutan ceritanya.
Duabelas, cerita
Malin Kundang yang tersohor itu kok tega-teganya ya sang ibu
mengutuknya, ibu macam apa yang mengutuk anaknya jadi batu? Nah loh, apa
yang ada dalam batok kepalamu setelah mengetahui ternyata yang jahat
itu ibunya si Malin Kundang! Ini gayak destruktif fakta sejarah. Yaitu
teknik menggali ide dengan menghancurkan fakta sejarah lalu menyusunnya
kembali menjadi cerita baru dalam versi yang berbeda. Bagaimana juga
dengan cerita Jaka Taruf, yang ternyata dia terjebak konspirasi atau
persekongkolan bidadari kayangan yang ternyata mereka bosan hidup di
atas awan. Bagaimana ya kisah Jaka Taruf yang terjebak konspirasi itu?
Tigabelas, baca sebuah
cerpen atau novel pelajari alur ceritanya kemudian buat versi lain dari
cerpen atau novel tersebut. Misalkan tokoh cerpen pertama mati, tapi
dalam cerpen baru dia hidup dan mampu mengatasi masalahnya. Ini harus
tetap mencantumkan nama cerpen/novel, penulis dan penerbitnya di dalam
cerpen yang kamu tulis, supaya pembaca dapat rujukan yang akurat. Kalau
tidak, bisa-bisa kamu dicap meniru cerpen lain tersebut.
Empatbelas, langsung tulis!
Baca Selengkapnya...